watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

LIBURAN PLUS

Pertama-tama perkenalkan saya Andy (bukan
nama sebenarnya). Saat ini saya menginjak
17tahun, dan kisah ini terjadi kira-kira 2 bulan
yang lalu, saat aku liburan akhir semester. Waktu
itu aku sedang libur sekolah. Aku berencana pergi
ke villa tanteku di kota M. Tanteku ini namanya
Sofi, orangnya cantik, tubuhnya-pun sangat
padat berisi, dan sangat terawat walaupun usia
nya memasuki 38 tahun. Aku ingat betul, pagi itu,
hari sabtu, aku berangkat dari kota S menuju kota M.

Sesampainya di sana, aku pun disambut dengan
ramah. Setelah saling tanya-menanya kabar, aku
pun diantarkan ke kamar oleh pembantu tanteku,
sebut saja Bi Sum, orangnya mirip penyanyi
keroncong Sundari Soekotjo, tubuhnya yang
indah tak kalah dengan tanteku, Bi Sum ini
orangnya sangat polos, dan usianya hampir
sama dengan tante Sofi, yang membuatku tak
berkedip saat mengikutinya dari belakang adalah
bongkahan pantat nya yang nampak sangat seksi
bergerak Kiri-kanan, kiri-kanan, kiri-kanan saat ia
berjalan, seeakan menantangku untuk meremas
nya.

Setelah sampai dikamar aku tertegun sejenak,
mengamati apa yang kulihat, kamar yang luas
dengan interior yang ber-kelas di dalamnya.
sedang asyik-asyik nya melamun aku dikagetkan
oleh suara Bi sum.
“Den, ini kamarnya.”
“Eh iya Bi.” jawabku setengah tergagap.
Aku segera menghempaskan ranselku begitu saja
di tempat tidur.

“Den, nanti kalau ada perlu apa-apa panggil Bibi
aja ya?” ucapnya sambil berlalu.
“Eh, tunggu Bi, Bibi bisa mijit kan? badanku pegel
nih.” Kataku setengah memelas.
“Kalau sekedar mijit sih bisa den, tapi Bibi ambil
balsem dulu ya den?”
“Cepetan ya Bi, jangan lama-lama lo?”
“Wah kesempatan nih, aku bisa merasakan
tangan lembut Bi Sum memijit badanku.” ucapku
dalam hati.
Tak lama kemudian Bi Sum datang dengan
balsem di tangan.

“Den, coba Aden tiduran gih.” suruh Bi Sum.
“Eh, iya Bi.” lalu aku telungkup di kasur yang
empuk itu, sambil mencopot bajuku. Bi Sum pun
mulai memijit punggungku, sangat terasa olehku
tangan lembut Bi Sum memijit-mijit.
“Eh, Bi, tangan Bibi kok lembut sih?” tanyaku
memecah keheningan.
Bi Sum diam saja sambil meneruskan pijatannya,
aku hanya bisa diam, sambil menikmati pijitan
tangan Bi Sum, otak kotorku mulai berangan-
angan yang tidak-tidak.
“Seandainya, tangan lembut ini mengocok-
ngocok penisku, pasti enak sekali.” kataku dalam
hati, diikuti oleh mulai bangunnya “Adik” kecilku.

www.ceritaindo.sextgem.com Aku mencoba memecah keheningan di dalam
kamar yang luas itu.
“Bi, dari tadi aku nggak melihat om susilo dan Dik
rico sih.”
“Lho, apa aden belum dibilangin nyonya, Pak
Susilo kan sekarang pindah ke kota B, sedang den
Rico ikut neneknya di kota L.” tuturnya.
“Oo.., jadi tante sendirian dong Bi?” tanyaku
“Iya den, kadang Bibi juga kasihan melihat
nyonya, nggak ada yang nemenin.” kata Bi Sum,
sambil pijatannya diturunkan ke paha kiriku. Lalu
spontan aku menggelinjang keenakan.
“Ada apa den?” tanyanya polos.
“Anu Bi, itu yang pegel.” jawabku sekenanya.

“Mm.. Bibi udah punya suami?” kataku lagi.
“Anu den, suami Bibi sudah meninggal 6bulan
yang lalu.” jawabnya. Seolah berlagak prihatin
aku berkata.
“Maaf Bi, aku tidak tahu, trus anak Bibi
bagaimana?”
“Bibi titipkan pada adik Bibi” katanya, sambil
pijitannya beralih ke paha kananku.
“Mm.. Bibi nggak pingin menikah lagi?” tanyaku
lagi.
“Buat apa den, orang Bibi udah tua kok, lagian
mana ada yang mau den?” ucapnya.

“Lho, itu kan kata Bibi, menurutku Bibi masih
keliatan cantik kok.” pujiku, sambil mengamati
wajahnya yang bersemu merah.
“Ah.., den andy ini bisa saja” katanya, sambil
tersipu malu.
“Eh bener loh Bi, Bibi masih cantik, udah gitu seksi
lagi, pasti Bibi rajin merawat tubuh.” Godaku lagi.
“Udah ah, den ini bikin Bibi malu aja, dari tadi
dipuji terus.”
Lalu aku bangkit, dan duduk berhadapan dengan
dia.
“Bi.., siapa sih yang nggak mau sama Bibi, sudah
cantik, seksi lagi, tuh lihat tubuh Bibi indahkan?,
apalagi ini masih indah loh..” kataku, sambil
memberanikan menunjuk kearah gundukan yang
sekal di dadanya itu. Secara reflek dia langsung
menutupinya, dan menundukkan wajahnya.

“Aden ini bisa saja, orang ini sudah kendur kok
dibilang bagus.” katanya polos.
Seperti mendapat angin aku mulai
memancingnya lagi.
“Bibi ini aneh, orang payudara Bibi masih inah kok
bilangnya kendur, tuh lihat aja sendiri” kataku,
sambil menyingkapkan kedua tangannya yang
menutupi payudaranya.
“Jangan ah den, Bibi malu.”
“Bi.. kalau nggak percaya, tuh ada cermin, coba
Bibi buka baju Bibi, dan ngaca.” Lalu aku mulai
membantu membuka baju kebaya yang
dikenakannya, sepertinya ia pasrah saja. Setelah
baju kebaya nya lepas, dan ia hanya memakai Bh
yang nampak sangat kecil, seakan payudaranya
hendak mencuat keluar. Aku pun mulai
menuntunnya ke depan cermin besar yang ada di
ujung ruangan.

“Jangan den, Bibi malu nanti nyonya tahu
bagaimana?” tanyanya polos.
“Tenang aja Bi, tante Sofi nggak bakal tahu kok”
Aku yang ada dibelakang nya mulai mencopot tali
BH nya, dan wow.. tampak olehku didepan
cermin, sepasang bukit kembar yang sangat sekal
dan padat berisi, melihat itu “Adik” kecilku
langsung mengacung keras sekali.
Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas
ini. Aku langsung meremas nya dari belakang,
sambil ciumanku kudaratkan ke lehernya yang
jenjang tersebut. Bi Sum yang telah setengah
telanjang itu, hanya bisa mendesah dan matanya
“Merem-melek”.
“Oh.. den jangan den, uhh.. den, Bibi diapain,
den”
Aku tak menggubris pertanyaannya malahan aku
meningkatkan seranganku. Kini ia kubopong ke
ranjang, sambil menciumi putingnya yang merah
mencuat itu, ia pun kelihatan mulai menikmati
permainanku, dan Bi Sum telah kurebahkan
diranjang, lalu aku mulai lagi menciumi
putingnya, sambil menarik jarik yang dipakainya.

“Uhh.. den shh.. Bibi enak den uh.. shh.. teruus
den”
Aku pun mulai membuka seluruh pakaianku dan
ciumanku terus turun keperutnya, dan dengan
ganasnya ku pelorotkan CD yang dipakainya, aku
terdiam sesaat seraya mengamati gundukan
yang ada dibawah perutnya itu.
“Den, punya aden besar sekali” katanya sambil
meremas penisku, lalu kusodorkan penisku
kemulutnya.
“Bi, jilatin ya.. punya Andy.” Bibir mungil Bi Sum
mulai menjilati penisku. uuhh.., sungguh nikmat
sekali rasanya.
“Mmhh.. ohh.. Bi terus, kulum penisku Bi.., tak
lama kemudian Bi Sum mulai menyedot-nyedot
penisku, dan rasanya ada yang akan keluar di
ujung penisku.

“Bi.. teruuss, Bi.. aku mmaauu keeluuar, oohh”
jeritku panjang dan tiba-tiba, serr maniku
muncrat dalam mulut Bi Sum, Bi Sum pun
langsung menelannya.
Aku pun mulai pindah posisi, kini aku mulai
menjilati memek Bi Sum, tampak didepan
mataku, memek Bi Sum yang bersih, dengan
seikit rambut. Rupanya Bi Sum sudah tidak sabar,
ia menekan kepalaku agar mulai menjilati
memeknya dan sluurpp.. memek Bi Sum kujilati
sampai kutenukan sesuatu yang mencuat kecil,
lalu kuhisap, dan gigit kecil, gerakan tubuh Bi Sum
mulai tak karuan, tanganku pun tidak tinggal
diam, ku pilin-pilin putingnya dengan tangan
kiriku sedangkan, tangan kananku ku gunakan
menusuk memeknya sambil lidahku kumasukkan
sedalam-dalamnya.

“Ohh.. den.. teruuss den jilat teruss.. memek Bibi
den.. mmhh” katanya sambil menggeliat seperti
cacing kepanasan.
“Ouhh den.. Bibi mau.. keluarr.. den ohh, ahh,
den, Bibi keeluuaarr, akhh.” Bi Sum
menggelinjang hebat dan serr cairan
kewanitaannya kutelan tanpa sisa. Tampak Bi
Sum masih menikmati sisa-sisa orgasme nya.
Lalu aku mencium bibirnya lidahku kumasukkan
kedalam mulutnya, ia pun sangat agresif lalu
membalas ciumanku dengan hot.
Aku pun mulai menciumi telinganya, dan
dadanya yang besar menempel ketat di dadaku,
aku yang sudah sangat horny langsung berkata,
“Bi aku masukkan sekarang ya..”. ia hanya bisa
mengangguk pelan.

aku pun mengambil posisi, kukangkangkan
pahanya lebar-lebar, kutusukkan penisku ke
memek nya yang sudah sangat becek. Bless..
separuh penisku amblas kedalam memeknya,
terasa olehku memeknya menyedo-nyedot
kepala penisku. kusodokkan kembali penisku,
bless.. peniskupun amblas kedalam memeknya,
aku pun mulai memaju-mundurkan pantatku,
memeknya terasa sangat sempit.
“Den.. ouhh.. teruuss.. denn.. mmhh..sshh.”
desahan erotis itu keluar dari mulut Bi Sum, aku
pun tambah horny dan kupercepat sodokkanku
di memeknya.
“Oh.. Bii memek kamu sempit banget, ohh enak
Bii, goyang teruuss Bii.. ouhh..”
“Den.. cepatt.. den.. goyang yang cepat.. Bibi..
mauu.. keluar.. den..”
aku mulai mengocok penisku dengan kecepatan
penuh, tampak Bi Sum menggelinjang hebat.
“Den.. Bibi.. mau keluuaarr.. ouhh..
shhshshshh..”
“Tahan Bii.. aku.. juga mau keluuarr..”
Lalu beberapa detik kemudian terasa penisku di
guyur cairan yang sangat deras.. serr.. penisku
pun berdenyut hebat dan, serr.. terasa sangat
nikmat sekali, rasanya tulang-tulang ku copot
semua. aku pun rubuh diatas wanita setengah
baya yang tengah menikmati orgasmenya.

“Bi.. terima kasih ya.. memek Bibi enak” kataku
sambil mencupang buah dadanya.
“Den kapan-kapan Bibi dikasih lagi yaa.”
akhirnya kami tertidur dengan penisku menancap
di memek Bi Sum, tanpa aku sadari permainan ku
tadi dilihat semua oleh tanteku, sambil dia
mempermainkan memeknya dengan jarinya.
sekian pengalaman saya dengan Bi Sum,
pembantu tante saya yang sangat menggiurkan.
lain kali akan saya ceritakan pengalaman saya
dengan tante saya yang mengintip permainan
saya dengan Bi Sum, yang tentunya lebih
menghebohkan, karena tante saya ini orang yang
hipersex, jadi nafsunya sangat besar, dan
meledak-ledak.


Adult | GO HOME | Exit
1/2196
U-ON

inc Powered by Xtgem.com